Pemberontakan Darul Islam
Pemberontakan Darul Islam | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari setelah Revolusi Nasional Indonesia | |||||||||
Bendera Negara Islam Indonesia, juga dikenal sebagai Darul Islam, | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Republik Indonesia | Negara Islam Indonesia Legiun Ratu Adil (APRA) (sampai 1950) | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Sukarno Sudirman Tahi Bonar Simatupang Abdul Haris Nasution Suryadi Suryadarma Alexander Evert Kawilarang Suharto Ahmad Yani | Sekarmadji Kartosuwirjo Ibnu Hadjar Abdul Kahar Muzakkar † Daud Beureueh Hasan di Tiro Raymond Westerling (sampai 1950) | ||||||||
Korban | |||||||||
22,895 tewas[1] |
- l
- b
- s
1946
1947–1948
1949
- Yogyakarta dan Surakarta
Pemberontakan Darul Islam adalah sebuah perang yang timbul antara 1949 dan 1962 oleh Negara Islam Indonesia, yang umum dikenal sebagai Darul Islam, untuk membentuk negara Islam di Indonesia.[2] Pemberontakan tersebut dimulai saat Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo, seorang mantan nasionalis Indonesia enggan mengakui Republik Indonesia. Sehingga, ia memproklamasikan pendirian Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus 1949.
Kartosuwirjo memimpin perang Darul Islam melawan pemerintah Indonesia selama 13 tahun sebelum ia ditangkap oleh Angkatan Darat Indonesia pada 1962 dan dihukum mati pada 1965. Setelah ditangkap, Kartosuwirjo mengeluarkan perintah untuk para pengikutnya untuk menyerah, meskipun beberapa kantung pemberontakan masih ada di Sulawesi Tenggara sampai 1965.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- Kisah Istana Presiden Soekarno dibom Mig-17 TNI AU
- The History of Darul Islam (DI) and Kartosuwiryo
- Hikayat Penyebab DI/TII Memberontak Hingga Tertangkapnya Kartosoewirjo