Empan papan
Empan papan (aksara Jawa ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦤ꧀ꦥꦥꦤ꧀), dalam kebudayaan Jawa, adalah kesadaran seseorang mengenai kedudukan dan tempatnya dalam masyarakat. Hal ini berhubungan dengan status sosial dan keberadaannya dalam struktur sosial.[1] Orang yang menerapkan empan papan umumnya dianggap sebagai orang yang pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya dalam berbagai keadaan dan waktu yang berbeda-beda.[2]
Istilah
Empan papan adalah ungkapan yang diciptakan dari dua kata, yakni empan yang berarti berfungsi atau efektif untuk penerapannya dan papan yang berarti tempat.[3]
Ringkasan
Empan papan dalam kebudayaan Jawa berhubungan erat dengan unggah-ungguh atau tingkatan-tingkatan sosial dalam masyarakat Jawa. Masyarakat yang memiliki kelas-kelas sosial mengharuskan tiap orang untuk berperilaku sesuai dengan kelas sosialnya masing-masing. Hal ini salah satunya berwujud dalam bahasa Jawa yang memiliki tingkatan-tingkatan penggunaan yang disesuaikan untuk usia atau kedudukan tertentu dalam masyarakat. Orang yang empan papan mampu menempatkan dirinya secara tepat di berbagai situasi sosial.[4]
Catatan kaki
- ^ Yumarma, Andreas (1996). Unity in Diversity: A Philosophical and Ethical Study of the Javanese Concept of 'keselarasan' (dalam bahasa Inggris). Gregorian Biblical BookShop. ISBN 978-88-7652-726-5.
- ^ "Kutip Ungkapan Jawa, Kakanwil Ingatkan Pentingnya Implementasi "Empan Papan"". Parameter
|first1=
tanpa|last1=
di Authors list (bantuan) - ^ "SEAlang Library Javanese Lexicography". sealang.net. Diakses tanggal 2021-07-17.
- ^ Ch, M. Nasruddin Anshoriy (2008). Kearifan lingkungan dalam perspektif budaya Jawa. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-686-4.
- l
- b
- s
- Bhinneka Tunggal Ika
- Hyang
- Manunggaling kawula gusti
- Mati sajroning urip
- Ngudi kasampurnan
- Rasa jati
- Sangkan paraning dumadi
- Sedulur papat
- Suwung
- Tombo ati
- Tridaya
- Estetika Jawa (sekumpulan konsep keindahan)
- Memayu hayuning bawana
- Asmaragama
- Ilmu titen
- Palintangan Jawa
- Pawukon
- Primbon
- Kawruh Begja
- Kawruh Jiwa
- Serat Centhini
- Serat Wedhatama